RSS

MAHA SUCI ALLAH DARI BERTEMPAT(1)

MAHA SUCI ALLAH DARI BERTEMPAT(1)
Makna La Ilaha Illallah
Ketika masih di dunia banyak hakikat yang masih samar tersembunyi, adapun setelah mati banyak perkara menjadi jelas hakikatnya. Barang siapa di antara manusia mengucapkan La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah dengan lisannya padahal dia tidak mengerti makna keduanya maka di kubur hal itu tidak memberi manfaat, begitu pula di akhirat. Adapun makna La Ilaha Illallah adalah tidak ada sesuatupun yang berhak menerima puncak pengagungan, perendahan diri, penghambaan kecuali Allah. Allah Ta’ala adalah Dzat yang berhak atas puncak penghambaan dan pengagungan dari para hambanya. Tidak sesuatupun yang boleh diagungkan sebagaimana Allah diagungkan. Malaikat, para Nabi, para Wali tidak berhak untuk diagungkan sebagaimana Allah diagungkan. Tetapi mereka diagungkan hingga batasan yang layak bagi mereka, yang tidak sampai pada batas pengagungan kepada Allah. Pengagungan kepada Allah adalah pengagungan muthlaq yaitu puncak pengagungan. Kita mengagungkan Allah dengan puncak pengagungan, malaikat, para Nabi juga mengagungkan-Nya, merendahkan diri pada-Nya, menghambakan diri pada-Nya melebihi diri kita. Para Nabi dan malaikat adalah semulia-mulia makhluk.
Makna La Ilaha Illallah adalah tidak ada sesuatupun yang berhak atas puncak pengagungan kecuali Allah. Allah maknanya adalah Dzat yang bersifat dengan sifat sempurna, ada tetapi tidak serupa dengan perkara yang ada, tidak serupa dengan sesuatupun dari alam yang kita lihat dan yang tidak kita lihat. Tidak serupa dengan manusia, tidak berlaku bagi-Nya bagian atas ataupun bawah seperti manusia. Tidak juga seperti benda-benda di alam seperti matahari, rembulan, planet-planet, tidak pula seperti udara, cahaya, gelap, Allah tidak serupa dengan ini semua.
Setiap yang terbayang di hati maka Allah berbeda dengan hal itu. “Setiap kali kamu membayangkan di hatimu, maka Allah berbeda dengan hal itu”, ini adalah ucapan yang disampaikan olehDzun Nun al Mishri, di mana beliau adalah termasuk pembesar para wali yang dari lisannya keluar mutiara-mutiara ilmu. Seorang alim yang agung, beliau mengatakan ini dengan mengambil dari sumber al-Qur’an, sesungguhnya Allah menuturkan dalam al-Qur’an bahwa tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Allah berfirman “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya”. Allah Ta’ala menyatakan diri bahwa tidak ada yang serupa dengan-Nya. Tidak serupa dengan manusia, tidak serupa benda yang bercahaya seperti matahari, rembulan dan bintang-bintang. Tidak serupa udara, angin, air dan lainnya dari materi halus yang tak nampak mata. Ruh adalah makhluk, sebagian orang bodoh mengatakan bahwa ruh adalah bagian dari Allah. Menurut sangkaan mereka Allah menetap dalam diri kita, dengan alasan karena ruh berada dalam diri kita, sedangkan dalam sangkaan mereka ruh adalah bagian dari Allah. Mereka kafir, Allah Ta’ala tidak bertempat dalam sesuatu dan sesuatu tidak bertempat dalam diri Allah. Allah Tabaraka wa Ta’ala tidak menyentuh dan disentuh, menciptakan alam tanpa bersinggungan, tanpa alat. Tidak seperti kita, kita mendirikan bangunan dengan gerakan, perlengkapan dan alat, Allah tidak seperti itu. Dia menciptakan kita tanpa melalui bersinggungan, gerakan dan pergeseran. Dengan kehendak-Nya yang azali terjadilah segala sesuatu maka sesuatu itupun menjadi wujud. Dia Tabaraka wa Ta’ala berkehendak pada azali, sebelum menciptakan alam, Dia berkehendak pada segala sesuatu yang akan terjadi, maka terjadilah setiap yang dikehendaki-Nya, dalam arti sesuatu itu menjadi wujud. Dia berkehendak dalam azali sebelum sesuatu selain-Nya ada. Tidak ada sesuatupun pada azali yang ada kecuali Allah. Belum ada arsy, langit, surga, neraka, udara, cahaya maupun gelap.
Sesuatu yang membingungkan akal: jika dikatakan kepadamu bagaimana keadaannya di masa lalu ketika belum ada gelap maupun terang, ini adalah sesuatu yang membingungkan akal, sesuatu yang membingungkan pikiran kita, tetapi kita percaya, lalu kita mengatakan: ketika azali terang maupun gelap belum ada, Allah ada sendirian, belum ada terang, gelap, udara, ruh atau apapun. Di ada sendirian kemudian menciptakan air sebelum makhluk yang lain, kemudian dari air Dia menciptakan ‘arsy, lalu dari air menciptakan al-Qalam al a’la, tidak serupa pena-pena kita. Dia menciptakan al-Lauhil al mahfudz yang tidak serupa dengan buku ataupun papan tempat kita menulis, tetapi sungguh ia adalah benda besar yang ukuran luasnya setara dengan perjalanan lima ratus tahun.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS