RSS

Apakah Imam 4 juga Aswaja?

Ada pertanyaan via SMS ke saya,”NU dalam bidang aqidah menganut aswaja yang merujuk pada Al-Asy’ari dan Al-Maturidi, tapi dari segi Fiqh menganut salah satu dari 4 madzhab. Pertanyaannya apakah Imam Madzhab 4 juga beraqidah aswaja? Padahal mereka ber-4 jauh lebih dulua ada sebelum Al-Asy’ari dan Al-Maturidi, benarkah demikian? Jawaban: materi aqidah aswaja sudah ada jauh sebelum Al-Asy’ari dan Al-Maturidi, aqidah aswaja adalah aqidah yang diajarkan oleh Rasulullah dan dijadikan I’tiqad oleh generasi salaf (sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in). Aqidah aswaja adalah Aqidah Islam itu sendiri. Dengan asumsi bahwa setiap Nabi dan Rasul sama dalam bidang aqidah maka juga bisa disimpulkan bahwa sejatinya aqidah aswaja adalah juga aqidah semua Nabi dan Rasul beserta umat Islam zaman mereka. Dengan demikian Imam Madzhab 4 juga adalah penganut aswaja, meski nama aswaja kala itu belum muncul. Secara substansial aqidah mereka identik dengan aqidah Al-Asy’ari dan Al-Maturidi, tetapi tentu saja mereka tidak disebut sebagai Asy’ariyah dan Maturidiyah, karena kedua beliau ini belum ada. Yang perlu diketahui adalah bahwa Al-Asy’ari dan Al-Maturidi tidak mengarang atau membuat aqidah baru. Materi aqidah Al-Asy’ari dan Al-Maturidi 100 persen diambil dari aqidah para ulama dan umat Islam kala itu. Al-Asy’ari dan Al-Maturidi hanya men-sistemisasi dan memberikan argumentasi berdasar dalil aqli dan juga naqli. Penyusunan konsep sifat wajib 13 ataupun 20 –misalnya- adalah dalam rangka menjaga aqidah umat islam dari distorsi. Dengan konsep sifat wajib ini ketika ada permasalahan seperti munculnya pemikiran yang tidak selaras dengan aqidah Islam segera dapat diatasi. Misal; sifat wujud dapat menangkis pemikiran atheis, mukhalafatul lil hawaditsi dapat menangkis pemikiran Tajsim atau Tasybih (Antrophomorfis) dan sebagainya. Setiap muslim tidak bisa menyangkal akan adanya sifat wajib ini pada diri Allah. Termasuk mereka yang selama ini mencemoh konsep ini dengan alasan tudak diajarkan oleh Rasulullah. Setiap muslim ketika ditanya; apakah Allah ada? Semua akan menjawab “ada”. Apakah Allah maha kuasa? Semua akan menjawab “maha kuasa”. Dan seterusnya. Seorang muslim yang sudah faham tentang sifat wajib -Mukhalafatul lil hawaditsi- tentu saja- sekalian dengan dalil-dalilnya akan langsung menolak pernyataan ”Allah bersemayam di ‘Arsy” meski dia mendapati pemahaman ini sangat gencar didakwahkan. Dengan demikian konsep sifat wajib 13 dan 20 bisa dipandang efektif untuk menjaga pemahaman tentang kesempurnaan Allah. Untuk memudahkan pemahaman bahwa Imam madzhab 4 juga berfaham aswaja meski ‘Imam Aswaja” belum terlahir, adalah dengan menganalogkan dengan kasus yang terjadi pada ilmu Nahwu, Mantiq dan juga Hadits. Penyusun Ilmu Nahwu adalah Abul Aswad Ad Du’ali, yang termasuk generasi Tabi’in. Lalu apakah Rasulullah dan para Sahabat ketika berbicara tidak menggunakan Nahwu?. Penyusun Mantiq adalah Aristoteles, lalu apakah Plato, Sokrates, Pithagoras dan lainnya tidak menggunakan mantiq ketika berfikir.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS