RSS

MAKNA WISUDA

MAKNA WISUDA
Oleh: Muh. Zuhal Ma’ruf
Sudah menjadi tradisi di Perguruan Tinggi berakhirnya masa pendidikan ditandai dengan acara wisuda. Suatu kemasan pelepasan mahasiswa dalam bentuk seremonial yang khidmat dan anggun, malah kadang –di beberapa PT- diselenggarakan dengan kesan mewah dan glamour. Bagaimanapun wisuda bagi seorang mahasiswa adalah saat bersejarah dalam hidupnya, karena ia adalah manifestasi dari pengakuan publik terhadap kerja keras yang dilakukan selama masa kuliah. Banyak hal telah dilakukan untuk mencapai titik ini. Telaah bertumpuk buku, ketikan setumpuk makalah, puluhan kali presentasi dan diskusi, PPL di hadapan para siswa dengan beragam karakter, KKN di tengah masyarakat dengan segala permasalahannya, serta penyusunan skripsi yang banyak menyerap energi dan sumber daya; adalah harga yang harus dibayar untuk acara ini, di samping aspek finansial tentunya. Seberapa penting nilai sesuatu tergantung pada harga yang dikeluarkan untuk memperolehnya. Dalam memandang makna wisuda, mahasiswa yang telah bersungguh-sungguh ketika kuliah akan sangat berbeda dengan yang hanya bersantai. Bagaimana dengan mereka yang tidak pernah ikut kuliah, tapi kemudian ikut wisuda? Apakah wisuda masih punya makna? Parahnya, belakangan ini banyak lembaga PT yang memfasilitasi gelar Sarjana lengkap dengan acara wisuda yang “wah” dengan perkuliahan yang asal-asalan atau bahkan tanpa usah repot-repot kuliah. Suatu pembohongan publik dan pembodohan umat yang tanpa malu ramai-ramai dilakukan.
Yang tak kalah penting adalah bahwa wisuda juga manifestasi dari banyak harapan yang dikalungkan di leher mahasiswa. Bagaimanapun wisuda menempatkan mahasiswa pada jajaran elit masyarakat yang diharapkan mampu tampil sebagai “agent of change” bagi komunitasnya. Begitu pula orang tua menaruh banyak harapan dengan wisuda anaknya. Selama masa studi, merekalah yang membiayai. Hal yang wajar bila kemudian mereka berharap tuntasnya jenjang pendidikan anak bisa mendongkrak status sosial keluarga, dan atau segera diikuti dengan hal konkrit semisal diraihnya bidang kerja yang mapan. Ironisnya saat ini persaingan di bursa kerja semakin ketat saja. Persaingan ketat ini mendorong pihak-pihak tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi dengan mengail di air keruh. Sering kita dengar bahwa lowongan formasi PNS ditawarkan dengan harga tertentu, padahal seharusnya diperebutkan melalui test yang jujur dan adil. Dalam kondisi seperti ini mahasiswa yang memiliki beragam kompetensi memiliki lebih banyak peluang. Kerja tidak harus sesuai dengan kualifikasi ijazah.
Untuk mahasiswa yang diwisuda kami sampaikan; Selamat, semoga secepatnya mendapatkan medan juang yang diharapkan, semoga Allah senantiasa membimbing kita. Amin. (LPMP Surabaya, 19 okt 2011)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS