RSS

Musibah bertubi; Mari intropeksi!

Musibah bertubi; Mari intropeksi!
Oleh : Muh. Zuhal Ma’ruf
Indonesia memang diberi anugerah berupa kekayaan sumber alam yang melimpah dan kesuburan tanah yang luar biasa. Namun secara geologis Indonesia adalah juga negeri yang paling rawan di dunia karena posisinya yang tepat berada di pertemuan lempeng. Posisi ini menjadikan negeri kita sering diguncang gempa. Sering sekali di berita teks singkat televisi , kita mendapati kabar terjadinya gempa dan potensi tsunami di wilayah negeri kita, meski tidak membawa korban. Barulah berita itu disiarkan lengkap manakala menimbulkan korban dan atau kerugian. Kita telah menyaksikan gempa yang disusul tsunami di Aceh, gempa di Yogya, Sumatera Barat, Jawa Barat dan sebagainya telah menewaskan ratusan ribu orang dan kerugian materi tak terhitung. Musibah gempa, gunung meletus dan puting beliung memang dapat kita masukkan dalam katagori musibah alam murni, dalam arti bukan disebabkan kecerobohan perilaku kita terhadap alam.
Kita juga sering mendapati musibah menimpa saudara-saudara kita, musibah yang dalam kadar tertentu disebabkan oleh kecerobohan perilaku kita. Masuk dalam katagori ini adalah musibah banjir, tanah longsor, kebakaran, kecelakaan sarana transportasi dan sejenisnya. Meski banjir dan tanah longsor disebabkan oleh tingginya curah hujan namun ulah manusia mengeksploitasi hutan di luar aturan juga menjadi salah satu faktornya. Untuk kasus-kasus kecelakaan sarana transportasi factor human error sangat dominan. Kelayakan pesawat dipertanyakan untuk transportasi udara, jumlah penumpang melebihi kuota untuk transportasi laut dan kecerobohan pengemudi  atau penjaga perlintasan kereta api untuk transportasi darat adalah sebab-sebab yang mendominasi terjadinya musibah sarana transportasi. Luapan lumpur Lapindo yang sampai sekarang belum tuntas dan telah mendatangkan masalah social yang rumit juga disebabkan oleh factor kecerobohan manusia.
Dengan bertubi-tubinya musibah menimpa negeri ini, baik musibah alam murni ataupun musibah berfaktor manusia hendaknya membuka hati kita untuk sudi melakukan instropeksi. Bagaimanakah perilaku kita sebagai hamba Allah? Bagaimanakah perilaku kita sebagai Khalifah Allah di bumi? Bagaimana kehidupan kita sebagai makhluk individu? Bagaimana kehidupan kita sebagai makhluk social? Mumpung belum terjadi musibah yang lebih dahsat, musibah-musibah yang beruntun hendaknya mampu memantik kesadaran kita untuk segera memperbaiki diri dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa. Semoga! MZM

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS